Breaking News

Post Top Ad

Your Ad Spot

8/07/2020

Pemerintah Kota Tegal harus clear datanya baru bisa bicara

Kota Tegal, Jendelaindo - Perkembangan suspect Covid-19 di Kota Tegal setelah dilaksanakan swab massal, terdapat 28 orang yang dinyatakan positif. Dengan rincian 14 orang asli Kota Tegal, 9 Orang Asli kabupaten Tegal, satu orang Kabupaten Brebes, dua orang domisili Jakarta, satu orang domisili Bandung dan satu orang domisili Temanggung.

Data tersebut dipaparkan Wakil Wali Kota Tegal H. Muhamad Jumadi, S.T., M.M., saat Press Conference pada Jumat (07/08/2020) di Pendopo Ki Gede Sebayu Kota Tegal.

Jumadi didampingi para Forkopimda, staf ahli, asisten Setda Kota Tegal dan Kepala OPD di Lingkungan Pemkot Tegal. Dikatakan Jumadi, sesuai arahan Gubernur, Pemkot tidak akan bicara tanpa data. “Pemerintah Kota Tegal harus clear datanya baru bisa bicara, bukan data yang simpang siur yang beredar di masyarakat,” ungkapnya.

Berdasarkan data yang dimiliki, Jumadi menyampaikan detail perkembangan terakhir Covid-19 di Kota Tegal. “Per hari ini ada 28 orang suspcet Covid-19 di Kota Tegal. Artinya hasil SWAB kemarin bukan hanya orang Tegal tetapi hampir rata,” tutur Jumadi.

Dari jumlah tersebut terdiri dari 5 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 5 orang perawat, 8 perawat satu perawat gigi, satu petugas gigi, satu petugas lab, 2 farmasi, 2 administrasi, 5 bidan dan 1 jamaat gereja di Kota Tegal yang asli Temanggung. 

Dijelaskan Jumadi, pihaknya selalu berkoordinasi langsung dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Dari hari senin berkoordinasi langsung dengan Bapak Gubernur, bahkan sampai tadi saat saya perjalanan pulang dari Jakarta ke Tegal, saya langsung menghubungi Bapak Gubernur untuk berkoordinasi terkait perkembangan Covid-19 di Kota Tegal,” katanya. 

Diakui Jumadi, sampai hari Jumat, dapat dilihat perkembangan yang luar biasa. Jumadi juga menyebut Pemkot melakukan swab massal hampir 779 orang yang ditracing mulai tanggal 30 Juli - 6 Agustus. 

“Tanggal 30 Juli sesuai arahan Pak Gubernur, mobil PCR yang dikirim kemari sebanyak 64 orang, kemudian kita diskusi, artinya sepengetahuan Dinas Kesehatan, BPPD. Pada saat pelantikan Relawan Covid, Dinkes berkoordinasi dengan mobil PCR milik Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil SWAB ada 3 orang suspect,” sebut Jumadi.

Selanjutnya, swab juga dilakukan pada tanggal 1 Agustus sejumlah 323 orang, 3 Agustus sebanyak 266 orang, 5 Agustus sebanyak 61 orang, 6 Agustus sebanyak 65 orang. ”Dari semua itu hasil yang keluar, 28 positif, 418 negatif, belum keluar sebanyak 335 orang,” sebut Jumadi. 

Terkait dengan yang suspect pertama, dua orang Kota Tegal atas permintaan yang bersangkutan sebagai hak pasien, untuk melakukan second opinion atau third opinion. Dari second dan third opinion tersebut diketahui dua orang ASN di Dinas Kesehatan Kota Tegal dinyatakan negatif. 

Salah satunya yang bernama Taryuli (40), turut menceritakan kisahnya melalui live streaming  saat press conference, yang dinyatakan positif namun setelah ditest kembali di tempat dan waktu yang berbeda hasilnya negatif. 

“Jadi beliau live streaming dalam isolasi mandiri, atas permintaan beliau dan dibantu oleh Pemkot dan tadi sudah dibicarakan oleh Gubernur, silakan untuk diinformasikan kepada publik. Jadi dua orang yang Swab positif kemarin, hari Senin kita swab dengan second dan third opinion. Dengan dua rumah sakit berbeda di Jakarta dan hasilnya Alhamdulillah negatif,” ungkap Wakil Wali Kota.

Dengan hasil negatif, Jumadi menekankan kepada masyarakat untuk tidak usah terlalu khawatir dan tidak usah terlalu takut berlebihan, kerena yang paling penting tetap patuhi protokol kesehatan dengan ketat. Seperti yang disampaikan Wali Kota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono, S.E., M.M., berkali-kali walupun kita berada di zona hijau, tetapi kita harus beranggapan berada di zona kuning dan harus penuh kehati-hatian. 

Untuk itu, sekali lagi karena sekarang sudah ada Relawan Mandiri Covid-19, saya meminta kepada seluruh masyarakay Kota Tegal untuk tetap patuhi protokol kesehatan dan jangan takut berlebihan. Karena dari dua orang yang kita third opinion, dua-duanya negatif. 

Jumadi mengharapkan, mudah-mudahan 23 orang yang sama-sama positif, juga dimintakan third opinion kepada dua rumah sakit berbeda. “Mudah-mudahan hasilnya bisa negatif. Dengan begitu berarti kita harus tetap percaya diri dan yakin  insya Allah dengan protokol kesehatan yang sudah pemkot dan masyarakat lakukan dengan sangat berhati-hati mudah-mudahan pandemi ini bisa kita atasi bersama,” katanya. 

Terkait berbedanya hasil test terhadap ASN di Dinkes, Jumadi menyangkal test yang dilakukan pertama tidak akurat. Alasannya test dilakukan pada hari dan waktu yang berbeda. “Jadi tidak apple to apple kita bisa membandingkan karena hari Kamis diambil  swab ada jeda empat hari kemudian hari Senin diambil swab. Sudah berbeda hari sudah berbeda waktu. Bisa jadi memang pada saat pertama kali ada positif, di hari senin sudah negatif,” tuturnya. 

Terkait zona Kota Tegal saat ini, Jumadi menyatakan bukan kewenangan Pemkot yang menetapkan. Namun Pemkot akan mengikuti aturan dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat dan BPPD, terkait zona hijau, kuning atau merah. 

Terkait dengan sekolah, Jumadi mengatakan tentu saja apabila di sekolah itu ada yang positif, pasti akan lakukan penutupan. Namun kalau tidak ada maka tidak ada penutupan. Sama halnya dengan tempat-tempat publik seperti Puskesmas dan Rumah Sakit, sudah dilakukan protokol kesehatan baik disinfektan dan semua petugas disana sudah dilakukan swab mandiri sehingga tetap berjalan seperti biasa supaya program pembangunan tetap berjalan dan ekonomi tetap tumbuh.

“Pemerintah Kota akan tetap seperti ini menlanjutkan program-programnya, karena kita tidak bisa membiarkan ekonmi terpuruk. Sekarang saja kwartal kedua nasional hampir -5,23% dan Jawa Tengah -5,94% artinya tidak ada cara lain, kita harus tetap menggerakan roda ekonomi. Disamping memperketat protokol kesehatan,” sebut Jumadi. 

Untuk langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona ini, Jumadi menyebut sesuai Perwal No 23 Tahun 2020, semua relawan dan gugus tugas akan bekerja lebih ketat lagi untuk melakuan tracing dan rapid test maupun SWAB massal kepada masyarakat Kota Tegal untuk menjaga agar lebih berhati-hati lagi.

Menurut Jumadi, warga yang dites ada beberapa yang merupakan orang aktif. Apalagi sebagi petugas kesehatan yang tracing ke masyarakat. “Sementara  satu jemaat Gereja dipastikan ada transmisi di daerah tersebut, karena secara bersamaan di gereja tersebut ada yang positif dan meninggal,” ungkap Jumadi.Red/Jendelaindo

Seputar Lain

Post Top Ad

Your Ad Spot