Breaking News

Post Top Ad

Your Ad Spot

9/23/2020

Padat Karya Tunai, Solusi Mendongkrak Produktifitas di Kala Pandemi



Tegal, Jendelaindo – Berbeda dengan program karititatif bantuan sosial yang banyak digelontorkan Pemerintah selama pandemi Covid-19 ini, program padat karya tunai atau cash for work lebih berorientasi pada pemberdayaan masyarakat desa. Desa Pagerwangi, Kecamatan Balapulang menjadi salah satu desa yang melaksanakan kebijakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan menggelontorkan dana desanya senilai Rp 77 juta untuk pelaksanaan program padat karya.

Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie saat membuka program padat karya tunai di Desa Pagerwangi hari Selasa (22/09/2020) sore mengatakan, dirinya sangat mendukung kebijakan produktif tersebut, terlebih kemanfaatannya sangat baik untuk menggerakkan ekonomi lokal. “Program ini bukan karitatif, bukan bantuan sosial, melainkan pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi kelompok marginal, warga miskin yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah, meningkatkan daya beli dan harapannya bisa mengurangi kemiskinan,” katanya.

Pada kesempatan tersebut Ardie mengapresiasi komitmen Pemerintah Desa Pagerwangi dalam bersinergi, bekerja bersama pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi berbagai persoalan sosial dan ekonomi di masyarakat akibat pandemi yang berkepanjangan. Ardie berharap, program padat karya di Desa Pagerwangi ini bisa menyerap banyak tenaga kerja, termasuk honorarium atau upahnya bisa langsung diberikan tunai kepada tenaga kerja yang terlibat, baik secara harian maupun mingguan.

Di sisi lain, menurut Ardie, kebijakan program padat karya tunai ini juga bisa berfungsi sebagai momentum baik untuk membangun kebersamaan dan kegotong-royongan di kalangan warga. “Adanya program ini tentu ada mobilisasi tenaga kerja, ada komunikasi dan kerja sama antar warga dan antara warga dengan pemerintah desanya. Maka, dalam bingkai kegotongroyongan inilah Desa Pagerwangi bisa menjadi entitas yang menyatukan dan mensejahterakan. Harapan kami tentu semua desa di Kabupaten Tegal bisa menyelenggarakan program padat karya tunai yang banyak manfaatnya ini,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Ardie pun menitip pesan kepada anggota kelompok sadar wisata Pagerwangi agar menjaga soliditas dan senantiasa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia serta kelembagaannya, meskipun kondisi pariwisata saat ini tengah lesu akibat pandemi Covid-19. “Manfaatkan momentum pandemi ini untuk memperkaya khasanah pengelolaan pariwisata. Caranya bisa dengan mengikuti acara webinar yang banyak diselenggarakan secara gratis organisasi pemerintahan. Bisa juga dengan belajar lewat kanal youtube. Saya rasa banyak tutorial atau bahkan pengalaman para pelaku usaha pariwisata dalam mengelola dan memasarkan wisata desanya yang baik dan ini bisa diaplikasikan di wisata desa Bukit Rangkok,” pesannya.

Sementara itu, Kepala Desa Pagerwangi Waluyo menjelaskan alokasi program padat karya tunai melalui pendanaan dana desa tersebut sepenuhnya dialokasikan untuk pelebaran akses jalan tembus dari Desa Pagerwangi ke perbatasan Desa Sesepan. Waluyo menargetkan pekerjaan tersebut akan rampung tiga minggu ke depan dengan menyerap kurang lebih 20 orang tenaga kerja.

“Tahun ini kami baru pembersihan lahan, pematangan lahan sebelum rencananya nanti ke tahap pengerasan jalan. Ruas jalan ini akan menghubungkan Desa Pagerwangi sampai ke perbatasan Desa Sesepan. Panjangnya sekitar 350 meter. Tahap selanjutnya akan dilaksanakan tahun depan,” jelas Waluyo.

Waluyo menambahkan, anggaran dana desa yang dialokasikan untuk program padat karya ini sebesar Rp 77 juta. Dana tersebut, lanjut Waluyo, sudah termasuk untuk membayar upah tenaga kerja. Masing-masing pekerja nantinya akan mendapatkan upah Rp 80 ribu per orang per hari.

Sementara itu, Sukirno (50), warga setempat yang nantinya ikut terlibat sebagai pekerja di program padat karya tunai tersebut mengaku senang. Menurutnya, program padat karya tunai dari pemerintah desanya sangat membantu menyambung kebutuhan hidup keluarganya. Sukirno mengaku, semenjak mewabahnya Covid-19, penghasilannya sebagai buruh serabutan berkurang drastis.

Red/ Jendelaindo

Seputar Lain

Post Top Ad

Your Ad Spot