Hadapi Risiko Laut dan Eksploitasi, Pemalang Wajibkan BST bagi Calon ABK Migran

Jendelaindo News
Oleh -

JENDELAINDO - Pelatihan Basic Safety Training (BST) bagi calon awak kapal perikanan migran yang berlangsung di Lembaga Pendidikan Prestasi Indonesia MTC Pemalang, Merupakan bagian integral dari sub kegiatan perlindungan dan peningkatan kompetensi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang difokuskan pada perlindungan PMI pra dan purna penempatan, Senin (24/11/2025) 

Dalam acara tersebut Umroni.SH.MH selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemalang berharap program ini tidak hanya menyiapkan keterampilan teknis bagi para calon PMI, tetapi juga menanamkan pengetahuan penting mengenai keselamatan dan perlindungan dalam bekerja di laut.

Pelatihan Basic Safety Training, merupakan sebuah pelatihan wajib yang harus ditempuh oleh setiap calon awak kapal, terutama mereka yang akan bekerja di kapal perikanan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. BST dirancang untuk memberikan pemahaman dasar mengenai keselamatan kerja di kapal, termasuk cara mengatasi situasi darurat seperti kebakaran, evakuasi, dan penyelamatan. Mengingat risiko tinggi yang melekat pada pekerjaan di laut, pelatihan ini menjadi salah satu elemen kunci dalam upaya meningkatkan keselamatan dan melindungi hak-hak para pekerja migran.

Menurutnya, calon awak kapal perikanan migran sering menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan pekerja lain, mulai dari risiko kecelakaan di laut, paparan cuaca buruk, hingga potensi perlakuan tidak layak oleh operator kapal dan kekerasan Oleh karena itu, kemampuan untuk menangani situasi darurat dan pengetahuan terkait protokol keselamatan menjadi hal yang mutlak dikuasai sebelum mereka resmi bekerja, "tegas Umroni.

Sub kegiatan perlindungan dan kompetensi calon Pekerja Migran Indonesia, merupakan bagian dari strategi nasional yang bertujuan memperkuat peran PMI di era globalisasi. Fokus utama program ini adalah untuk mempersiapkan para PMI melalui pelatihan-pelatihan yang relevan serta memberikan perlindungan hukum dan sosial sejak tahap pra-penempatan hingga purna penempatan.

Penguatan kompetensi menjadi sangat penting agar tenaga kerja migran Indonesia tidak hanya mampu memenuhi standar kerja di negara tujuan, tetapi juga mampu menjaga diri dari praktik-praktik eksploitasi dan memperjuangkan hak-haknya secara mandiri. Keberadaan program seperti BST di Lembaga Pendidikan Prestasi Pemalang ini adalah contoh nyata dari upaya pemerintah dan lembaga terkait dalam mendukung aspek ini, "terangnya. 

Lembaga Pendidikan Prestasi Indonesia MTC Pemalang berperan strategis sebagai pusat pelatihan yang memfasilitasi peningkatan kompetensi calon PMI secara menyeluruh. Melalui program pelatihan BST ini, lembaga tersebut tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan hidup seperti komunikasi, manajemen stres, dan pemahaman hak pekerja. Hal ini penting untuk memastikan bahwa para awak kapal perikanan migran tidak hanya siap secara fisik dan teknis, tetapi juga mental dan emosional.

Sebagai penutup, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang memberikan sambutan yang memberikan semangat dan motivasi kepada para peserta. Beliau menekankan pentingnya pelatihan BST sebagai fondasi keselamatan kerja yang tidak bisa dianggap enteng. “Keselamatan adalah hak setiap pekerja, dan dengan bekal pelatihan ini, saya harap saudara-saudara dapat bekerja dengan lebih percaya diri dan aman, sekaligus memberikan contoh bagi pekerja migran lainnya,” ujar Umroni. 

Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada Lembaga Pendidikan Prestasi Pemalang beserta seluruh pihak yang terlibat, atas kerja sama dan komitmen dalam mencetak calon pekerja migran yang kompeten dan terlindungi. Beliau berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjadi ajang pembelajaran yang efektif agar semakin banyak PMI yang mampu bekerja secara profesional dan aman.

Meski kegiatan pelatihan seperti BST memberikan fondasi penting, tantangan bagi para calon pekerja migran Indonesia tetap besar. Banyak di antaranya harus menghadapi regulasi di negara tujuan yang terkadang berbeda, risiko bahasa dan budaya, serta potensi eksploitasi. Oleh karena itu, pelatihan teknis harus diiringi oleh perlindungan hukum yang ketat dan mekanisme pendampingan yang kuat.

Kabupaten Pemalang melalui Dinas Tenaga Kerja akan terus berusaha menciptakan ekosistem yang mendukung bagi PMI, mulai dari seleksi ketat calon pekerja, pelatihan keterampilan, pemberian informasi yang akurat, hingga jaminan reintegrasi pasca pulang.

Harapan besar ke depan adalah meningkatnya kualitas dan kesejahteraan PMI yang berasal dari Pemalang. Dengan perlindungan yang memadai dan keterampilan yang mumpuni, PMI tidak hanya dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga mereka, tetapi juga berkontribusi secara positif bagi pembangunan daerah maupun nasional, "tutup Umroni. 

Sementara itu Del Agus.M.M. yang akrab di panggil "Pak Del" Selaku pemilik lembaga pendidikan prestasi Indonesia MTC yang merupakan satu satunya lembaga pendidikan di pemalang pada saat program ini di lakukan, Pak Del menyampaikan terimakasih kepada pemerintah daerah dalam hal ini adalah Kepala Dinas Tenaga kerja yang sudah mempercayakan kegiatan pelatihan seperti ini kepada prestasi, "ini adalah pelatihan untuk yang ke empat kalinya kita bekerja sama dengan pemerintah daerah sejak dari kepala dinas yang terdahulu dari tahun 2022, 2023, 2024 dan hari ini adalah penutupan program tahun 2025 yang di ikuti oleh 18 calon Abk, untuk peserta terbanyak sendiri pernah pada periode ke dua sekitar tahun 2023 ada sekitar 40 peserta yang ikut program ini, " terang Pak Del. 

Menurutnya lembaga Pendidikan Prestasi Indonesia MTC yang dia jalankan ini sudah bekerjasama secara aktif dengan berbagai pihak, seperti Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemalang, Direktorat Jendral Perhubungan Laut (Dirjen Hubla), Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), dan instansi terkait lainnya untuk memastikan program pelatihan berjalan efektif dan berkelanjutan. Sinergi ini membantu menyelaraskan kebutuhan pasar tenaga kerja dengan kompetensi yang dimiliki para calon PMI.

Lembaga kami juga terus memberikan Pemahaman wawasan tentang Perlindungan terhadap PMI, tidak hanya ketika mereka sudah berangkat ke luar negeri saja namun tahap pra-penempatan dan berlanjut hingga fase purna penempatan, disini calon PMI diberikan pembekalan mengenai hak dan kewajiban, mekanisme pelaporan jika mengalami masalah, serta edukasi mengenai risiko pekerjaan migran sesuai aturan yang ada. 

Untuk fase purna penempatan, program perlindungan bertujuan membantu mereka yang kembali dari luar negeri agar dapat reintegrasi ke masyarakat dengan baik. Ini meliputi pendampingan kesehatan, pelatihan keterampilan baru, hingga fasilitasi pengembangan usaha mandiri. Dengan pendekatan yang menyeluruh, diharapkan PMI dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi risiko mengalami masalah sosial maupun ekonomi, "Tutup Pak Del