Breaking News

Post Top Ad

Your Ad Spot

5/20/2021

Kebut Target Vaksinasi Lansia


Jendelaindonews - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut baru sekitar 2,5 juta orang lanjut usia (lansia) secara nasional yang telah disuntik vaksin Covid-19, dari total target sebanyak 21,5 juta orang. Padahal memasuki gelombang ketiga program vaksinasi sejak 13 Januari 2021, sudah 23 juta dosis yang diterima masyarakat dari kelompok tenaga kesehatan, lansia serta pekerja publik.


Baru kelompok tenaga kesehatan seluruh Indonesia yang sudah mencapai targetnya 40 juta orang di gelombang pertama. Mulai minggu ini, vaksinasi mulai menyasar kelompok rentan terpapar SARS COV-2 seperti warga di zona merah dan lansia.


Salah satu upaya meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 bagi lansia di Jawa Barat, Kemenkes dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan gebyar vaksinasi bagi lansia. Ditargetkan dalam setiap hari, sebanyak 1.000 lansia se-Kabupaten Bandung yang harus divaksinasi. Gebyar vaksinasi itu digelar di RSUD Otista, Soreang, Kabupaten Bandung, selama 13 hari mulai dari 17 hingga 29 Mei 2021.


Cakupan vaksin kaum lansia di Jabar perlu dikebut, sebab menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, kelompok lansia di Jabar yang sudah disuntik vaksin corona baru mencapai 8%. Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah daerah Jawa Barat untuk membantu meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 bagi Lansia secara nasional, terutama di bulan Juli sampai Desember 2021. Pasalnya, saat ini jumlah vaksin secara keseluruhan yang tersedia tiga kali lipat lebih dari yang sasaran masyarakat yang dituju.


"Sekarang kalau kita bisa memvaksin 500 ribu per hari, Juni sampai Desember harus 1,5 juta per hari," ucap Menkes di Soreang, Selasa (18/5/2021).


Untuk mencapai angka tersebut, cakupan vaksinasi lansia di Jabar diperkirakan harus mencapai 230 ribu lansia per hari. Kondisinya saat ini cakupan di Jabar paling tinggi sebanyak 80 ribu per hari.


Peningkatan cakupan vaksinasi lansia harus disegerakan, lantaran probabilitas lansia tertular SARS COV-2 dan dirawat di rumah sakit sebesar 60 kali lebih tinggi dibandingkan orang di bawah usia lanjut. Menkes Budi mengungkapkan, daerah seperti DI Yogyakarta mengalami kenaikan fatality rate (kasus kematian) karena masih banyak lansia yang belum divaksinasi.


Sampai 8 Mei 2021, pemerintah Indonesia telah mengamankan vaksin sejumlah 75.910.500 dosis berupa bahan baku dan vaksin jadi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 68.500.000 dosis berasal dari Sinovac. Lalu, AstraZeneca melalui mekanisme Covax Facility (6.410.500 dosis) dan Sinopharm (1 juta dosis).


Dengan melindungi kaum lansia, diharapkan menurunkan jumlah kematian dan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit. Pemerintah secara bertahap melindungi kaum rentan dan usia produktif dari infeksi virus SARS COV-2 dengan vaksinasi massal ini. Sehingga target menuju kekebalan bersama (herd immunity) bagi 70% populasi Indonesia sebanyak 181,5 juta orang juga bisa tercapai.


Survei Penerimaan Vaksinasi


Seiring dengan gencarnya program vaksinasi nasional, Kemenkes pada 11 Mei lalu mengumumkan hasil laporan survei tentang tingkat kedisiplinan penerapan protokol kesehatan dan kesediaan masyarakat dalam mengikuti program vaksinasi Covid-19 dalam tiga bulan terakhir ini.


Survei ini dijalankan oleh University of Maryland bersama Facebook. Survei yang dilakukan pada 10 Januari hingga 31 Maret 2021 menunjukkan, sebanyak 80,8% responden bersedia menerima vaksin Covid-19


Laporan dari Survei Gejala Covid-19 di Indonesia itu menyatakan bahwa keraguan masyarakat untuk mendapatkan vaksin telah menurun dari 28,6% menjadi 19,2% selama periode Januari-Maret 2021.  


Sekjen Kemenkes Oscar Primadi menjelaskan, survei tersebut menganalisis data dari 178.988 responden. Temuan dari survei ini memberikan rincian demografis dari keraguan vaksin corona yang dilaporkan sendiri, alasan keraguan, sumber informasi terpercaya, dan perilaku utama seperti pemakaian masker dan jarak sosial di negara ini.


Beberapa laporan temuan lain dari survei ini, antara lain, dari orang dewasa yang ragu-ragu terhadap vaksin di Indonesia, 49,2% mengkhawatirkan efek samping dan 34,9% ingin menunggu dan melihat situasi dulu sebagai alasan utama keraguan.


Secara khusus, kelompok usia termuda adalah kelompok yang paling ragu akan vaksin, dengan kelompok usia 18-24 tahun sebesar 20,9% dan usia 25-34 tahun sebesar 21,4%.


Sementara itu, terkait perilaku berisiko, pada Maret, 86%, orang Indonesia yang disurvei melaporkan selalu atau sebagian besar mengenakan masker saat berada di depan umum. Penggunaan masker tertinggi di Bali (92%) dan terendah Aceh (72%).


Selain survei tersebut, Balitbangkes Kemenkes juga melakukan kajian cepat keefektifan vaksinasi Sinovac terhadap infeksi Covid-19 baik perawatan maupun kematian. Hasil kajian menyatakan pemberian dosis lengkap vaksin Sinovac 98% efektif mencegah risiko kematian dan perawatan.


Kajian cepat dilakukan pada periode 13 Januari sampai 18 Maret 2021 dengan fokus pada 128 ribu tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta berumur di atas 18 tahun. Sekitar 60% partisipan adalah perempuan dengan rata-rata usia di kisaran 30 tahun. Kajian cepat ini menggunakan desain Kohort Retrospektif, yakni menelusuri riwayat setiap individu yang dilibatkan dalam penelitian ini.


Penelitian ini berfokus pada kelompok tenaga kesehatan baik yang belum divaksinasi maupun yang sudah disuntik, baik dosis pertama maupun yang sudah menerima vaksinasi lengkap sebanyak 2 dosis. Suntikan dosis pertama dinilai hanya mampu menurunkan 13% gejala terpapar Covid-19.


Editor : Arief Ferdianto

Seputar Lain

Post Top Ad

Your Ad Spot